Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
KONON, hanya satu hal yang
dapat mengubah kejiwaan remaja atau pemuda yang sedang bergejolak.
Seorang pecandu rokok, pemain game atau pembolos ketika sekolah akan
bertekuk lutut ketika sang kekasih memintanya untuk menghentikan
kebiasaan buruknya. Atas nama cinta! Yah, itulah alasannya. Suatu
alasan yang telah menjamur.
Namun, seperti yang di’konon’kan
di atas, sangatlah tidak masuk akal dan tidak bisa dibenarkan. Mari
mencoba melihat realita. Berapa banyak mahasiswa yang rajin, rela
mengorbankan waktu belajarnya untuk pacaran. Dan yang gemar menabung,
merelakan rupiah demi rupiahnya untuk sebuah candle light
dinner.
Pada hakikatnya pacaran hanyalah memindahkan seseorang
dari satu lubang ke lubang yang lain. Dan juga menyeret orang yang
selamat ke sebuah lubang yang dimurkai Allah.
Sebuah analogi
yang logis. Ketika seorang majikan sebuah toko, dia memiliki satu
orang pekerja. Dengan satu orang pekerja yang dia miliki, dia mampu
mengembangkan usahanya menjadi lebih maju. Semakin hari, usaha yang
dia rintis semakin bertambah dan dia mengambil satu orang lagi
sebagai pekerja. Kemudian dia menuturkan, jika satu orang pekerja
memiliki power bernilai 4, ketika ditambah satu orang yang juga
memiliki power bernilai 4. Hasil yang didapat bukan sekedar 8 power,
namun 10 atau bahkan lebih. Kerja sama membuat mereka dapat bekerja
lebih bagus.
Berawal dengan sekedar chatting, bergandengan
tangan, berciuman dan kemudian banyak yang sampai pada
zina.
Berbeda lagi dengan dua orang yang dimabuk cinta. Ketika
dia masih berstatus single, dengan tekad yang bulat dia mampu
mengerjakan suatu pekerjaan dengan sendirinya. Namun ketika ada satu
orang yang dianggapnya sebagai 'pacar', ketika suatu pekerjaan
dihadapi, dia hanya berkata "yank, masa sayank tega sih liat aku
ngerjain tugas sendirian?" tragis. Satu bukti bahwa pacaran
melemahkan mental, menurunkan produktivitas dan mengacaukan
agenda.
Pacaran adalah sebuah aktivitas yang menyiksa batin
dan mempermainkan hati, permainannya menyebabkan hati menjadi sakit
bahkan tidak sedikit yang hatinya mati dibuatnya. Kasus petinggi
negara Indonesia, pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, zina anggota DPR
bisa dijadikan contoh, atau perselingkuhan presiden terdahulu dengan
istri orang, dan masih banyak lagi. Ketika hati tidak berfungsi
sebagai pengontrol akhlak, banyak kejahatan yang ditimbulkan.
Juga
ketika seharusnya remaja dengan jiwa mudanya mampu berkreasi dan
memberikan gebrakan besar dalam kehidupan ini. Atas nama cinta dia
dibuatnya tidak berkutik. Sehari tidak bertemu pacar, seperti ada
sesuatu yang kurang, aktivitas dilakukan dengan tanpa ada semangat.
Hampa dunia terasa, apalagi ketika 'putus'. Menandakan bahwa pacaran
menjadikan hari-hari penuh dengan rasa was-was, dan tidak memberikan
ketenangan.
Pacaran itu candu, bagaikan meminum air laut, di
setiap tegukan memberikan rasa haus yang semakin bertambah. Pacaran
itu bak pecandu rokok. Berawal dengan merokok menjadikan kebiasaan
buruk lain muncul.
Banyak efek samping yang dapat ditimbulkan
dari pacaran. Melakukan atau menjauhinya adalah sebuah pilihan,
sebagaimana surga dan neraka yang bebas kita pilih, dengan
konsekuensi masing-masing tentunya. Karena hanya ada dua pilihan dalam hidup. Bahagia, atau binasa. Semoga Allah memberikan jalan terbaik untuk dapat kita tempuh dengan penuh kelapangan.
Pacaran itu candu! Berawal dengan
sekedar chatting, lalu bergandengan tangan, kemudian berciuman dan
akhirnya banyak yang sampai pada zina. Na'udzubillah min
dzalik.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

0 comments "[Renungan] Jika Sudah Kecanduan Pacaran", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment